Seluruh masjid maupun langgar mengumandangkan takbir malam
ini.
Takbir akan kebesaran Allah.
Bahkan, rumah-rumah warga sekalipun. Memutar suara
takbir di dvd/vcd player mereka. Ataupun program tv yang mengumandangkan takbir.
Indah? Sangat indah.
Tentram? Ya. Memang.
Damai? Apalagi.
Sejuk? Sangat, sangat menyejukkan.
Gembira? ... .
Sulit untuk dijawab. Bahagia, gembira kah kita disaat
takbir berkumandang malam ini ?
Sedangkan orang-orang yang telah mendahului kita
kembali ke hadapan-Nya, bersedih malam ini mendengar suara takbir.
Sedih?? Mengapa?
Ya. Mereka sedih karena tidak dapat berkumpul
merayakan Hari Kemenangan dengan keluarga lagi. Mereka sedih karena tidak dapat
menikmati hangatnya keluarga yang sedang berkumpul di hari raya. Bersilaturahim
dengan keluarga maupun teman-teman. Namun, dibandingkan hal itu, yang membuat
mereka sangat sedih adalah . . .
Kita semua akan berpisah dengan Bulan Ramadhan tahun
ini...... .
Malaikat pun menangis. Menangisi bahwa Bulan Ramadhan
harus berlalu begitu cepat.
Bagaimana tidak? Bulan ramadhan, bulan penuh rahmat
dan ampunan ini, harus berpisah dengan kita malam ini.
Sedih bila memikirkan “Apakah kita akan bertemu
kembali dengan Bulan Ramadhan di tahun berikutnya?” . . .
Perasaan bahwa, Ramadhan tahun ini tidak kita
manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Terlebih, kita malah berbuat maksiat di bulan suci
tahun ini.
Terkadang, aku terharu.
Mengapa tuhan masih mengabulkan doaku.
Padahal lebih banyak dosa daripada kebaikan dari
seorang aku ini.
Memang benar.
Allah itu Maha Penyayang.
Di saat kita merasa kurang memperbanyak ibadah dan
kebaikan di bulan suci ramadhan ini, tetapi Allah tetap menyucikan diri kita.
Mungkin karena itulah semua orang bergembira
menyambut idul fitri setelah berpisah dengan bulan ramadhan.
Kita akan terlahir kembali ibarat bayi yang baru
lahir, yang sangat bersih, dan bebas dari dosa.
Malam ini, kita mulai memikirkannya.
Tinta apa yang kita pilih untuk mewarnai lembaran
hidup kita setelah ini ?
Putih kah atau hitam ? .
Bukan maksud ku untuk menggurui.
Hanya saja seorang ‘aku’ membuat ini untuk menasehati
diri sendiri apabila khilaf sedang menghampiri.
Setelah malam ini,
Keesokan hari saat kita terbangun dari tidur.
Ternyata ramadhan telah mengucapkan ‘selamat tinggal
dan sampai jumpa’ dalam mimpi indah di malam hari.
Pergi sudah malam seribu bulan.
Kini. 1 syawal.
Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.
Hari bersuka cita, berkumpul bersama keluarga. Hari
bermaaf-maafan kembali dan silaturahmi.
Ramadhan :) ? Malam ini, biarkan aku berbincang
denganmu bulan.
Tak terasa, malam ini adalah dipenghujung bulan mu.
Mulai besok, kau akan benar-benar berpisah dengan
kami...
Aku tahu kau akan kembali menemui kami di tahun
berikutnya.
Tapi, yang tak kuketahui adalah
Akankah masih bisa ku berjumpa dengan mu di tahun
berikutnya ? ... .
Jika tuhan masih mengizinkan, aku akan menemui mu lagi
tahun esok dan tahun-tahun berikutnya!
Terima kasih ramadhan atas 30 hari di tahun ini.
:)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KETAWAN YE!!! HENING BANGET BACANYA LOL.
Hahaha sudah-sudah :)
Mohon maaf lahir dan batin ya...
Selamat hari raya idul fitri 1436 Hijriah!!!!
It is . . .
. .
KETUPAT TIME!
0 komentar:
Posting Komentar