Selasa, 19 April 2016

Sebuah Bunga



Aku ingin menjadi sebuah bunga. Bunga yang digemari setiap makhluk hidup. Dari hewan penghisap madu hingga manusia. Para lebah dan kupu-kupu begitu menyukainya. Manusia tergila-gila akannya. Keindahan dan kesederhanaan  yang membuatku ingin menjadi seperti bunga.

Gardenia Flower

Tidak perlu menambahkan hiasan dan aksesoris. Semua itu hanya akan membuatnya berlebihan. Dirinya saja sudah indah, bagaimana mungkin ada yang bisa menandingi keindahannya. Hanya lebah baik yang pantas merasakan kemanisan yang dimiliki bunga. Setiap hari bunga selalu berdoa “Tuhan, hanya kepadamu aku berserah diri. Jika suatu hari lebah datang menghampiriku, aku membayangkan bahwa lebah tersebut begitu baik parasnya dan juga hatinya. Walaupun aku tau, kecantikan tak cukup menjadi syarat kebahagiaan. Jadikan kesederhanaan selalu menjadi rasa syukurku padamu.”

Seekor lebah berusaha mendekati sebuah bunga. Bunga itu masih dengan kesederhanaannya yang indah. Namun, lebah mengurungkan niatnya mendekati bunga tersebut. “Akankah aku pantas memiliki nya?” ucap lebah tersebut. Kemudian dia pergi dan tak pernah muncul di hadapan bunga. Bunga sedih, lebah tersebut tidak menyadari bahwa bunga juga menginginkannya. 

Beberapa waktu setelah itu, seekor lebah lainnya melihat keindahan bunga. Lebah itu ingin sekali memiliki bunga tersebut. Ia terus berusaha dan tak menyerah. Ia terus memperbaiki dirinya hingga suatu hari lebah berhasil merasakan kemanisan yang dimiliki bunga seraya berbisik “kau bunga terindah yang pernah kujumpai”. Kini kebahagian bunga lengkaplah sudah. Ia menemukan seekor lebah yang sangat menghargainya. Walaupun begitu, bunga tidak pernah melupakan keindahan dalam kesederhanaan.

Begitulah kisah bunga. Akankah aku menjadi bunga tersebut?  Bunga yang bahagia karena dihinggapi lebah yang berusaha untuknya? Kalau iya, siapa gerangan lebah tersebut?

Sebuah pertanyaan yang tak perlu dijawab. Biarkan waktu yang memberi jawaban.

0 komentar:

Posting Komentar