Aku ingin menjadi sebuah bunga. Bunga
yang digemari setiap makhluk hidup. Dari hewan penghisap madu hingga manusia. Para
lebah dan kupu-kupu begitu menyukainya. Manusia tergila-gila akannya. Keindahan
dan kesederhanaan yang membuatku ingin
menjadi seperti bunga.
Gardenia Flower |
Tidak perlu menambahkan hiasan dan
aksesoris. Semua itu hanya akan membuatnya berlebihan. Dirinya saja sudah
indah, bagaimana mungkin ada yang bisa menandingi keindahannya. Hanya lebah
baik yang pantas merasakan kemanisan yang dimiliki bunga. Setiap hari bunga
selalu berdoa “Tuhan, hanya kepadamu aku berserah diri. Jika suatu hari lebah
datang menghampiriku, aku membayangkan bahwa lebah tersebut begitu baik
parasnya dan juga hatinya. Walaupun aku tau, kecantikan tak cukup menjadi
syarat kebahagiaan. Jadikan kesederhanaan selalu menjadi rasa syukurku padamu.”
Seekor lebah berusaha mendekati sebuah
bunga. Bunga itu masih dengan kesederhanaannya yang indah. Namun, lebah
mengurungkan niatnya mendekati bunga tersebut. “Akankah aku pantas memiliki
nya?” ucap lebah tersebut. Kemudian dia pergi dan tak pernah muncul di hadapan
bunga. Bunga sedih, lebah tersebut tidak menyadari bahwa bunga juga menginginkannya.
Beberapa waktu setelah itu, seekor
lebah lainnya melihat keindahan bunga. Lebah itu ingin sekali memiliki bunga
tersebut. Ia terus berusaha dan tak menyerah. Ia terus memperbaiki dirinya
hingga suatu hari lebah berhasil merasakan kemanisan yang dimiliki bunga seraya
berbisik “kau bunga terindah yang pernah kujumpai”. Kini kebahagian bunga
lengkaplah sudah. Ia menemukan seekor lebah yang sangat menghargainya. Walaupun
begitu, bunga tidak pernah melupakan keindahan
dalam kesederhanaan.
Begitulah kisah bunga. Akankah aku
menjadi bunga tersebut? Bunga yang
bahagia karena dihinggapi lebah yang berusaha untuknya? Kalau iya, siapa
gerangan lebah tersebut?
Sebuah pertanyaan yang tak perlu dijawab.
Biarkan waktu yang memberi jawaban.