Senin, 27 Juni 2016

Malam Bertabur Bintang


Sudah lama aku tidak melihat langit malam secerah itu
Kemarin malam tepatnya.
Bagaikan kismis diatas selembar roti tawar.
Begitulah pengibaratan bintang bertabur kemarin malam.
Mempesona, sungguh.
Menggetarkan hati.
Awalnya aku hanya melihat ke bawah
Melihat kakiku yang beralaskan sandal jepit usang menginjak jalanan aspal
Hanya jalanan berbatu, berlobang, dan sedikit genangan air disudut jalan yang kulihat.
Seperti ada yang menyuruhku mendongakkan kepala.


Aku terpana “MashaAllah... langit malam yang indah.”
Alangkah meruginya aku jika tak mendongakkan kepala kemarin malam.
Lihatlah bagaimana bintang itu bersinar dan menghiasi langit.
Pesona luar biasa yang diberikan alam kepada kita.
Disela  hati yang tak henti mengagumi langit malam itu, aku ceritakan harapan-harapan ku kepada bintang.
Tentunya dengan harapan sang pencipta bintang dapat mendengarkan pula.
Aku teringat pepatah “Bila ada bintang jatuh, buatlah permohonan.”
Tidak masalah bahwa yang kulihat bukanlah sebuah bintang jatuh
Jika kau bisa memilih satu dari jutaan bintang dilangit, kenapa harus mencari sebuah bintang yang jatuh?
Aku tak bosan memandang langit malam itu.
Tetapi kumandang azan telah memanggilku agar lebih bergegas melangkahkan kaki.
Baiklah bintang, terima kasih untuk sepersekian menit mengajakku bercerita.
Aku merasa menjadi seorang yang beruntung melihatmu kemarin malam.
Sebab kutanyakan teman, dia tidak keluar dan melihatmu kemarin.

***

“Kemarin langit berbintang, malam ini hujan” ujarku.
“Malaikat turun ke bumi malam ini” jawab seseorang.
Duh bagaimana aku bisa lupa.
Semua ini tanda malam lailatul qadar bukan ?

0 komentar:

Posting Komentar