Rabu, 03 Januari 2018

Break to Rise

Malam tanggal titiktitik bulan titiktitik tahun titiktitik
(sebenarnya masih ingat tanggal bulan tahun berapa. gak tau besok. sengaja disensor. gak perlu diingat. gak ada juga hari perayaannya. aha.)

Seolah kata-kata dan janji yang telah terucap menjadi kehilangan arti #asik 
(ambilin kresek tolong)

Maybe I love too much and show it too little.
Because I want to enjoy the mystery of not knowing you. Take in every exciting opportunity to learn you. Then fall in love with the anticipation of one day truly understanding you, so that I can become totally obsessed with the beauty of doing all the things that make you smile. Apparently, it doesn’t make sense to you.

Mengapa kau masih saja dingin? Padahal telah kuberikan kehangatan.
Apa masih ada yang salah dari peduliku?
Apa kau yang tak pernah bisa membedakan antara dipedulikan dan diacuhkan?
Atau karena kau terlalu banyak yang peduli sampai akhirnya aku tersingkirkan?
“Diam itu emas” tidak pernah benar-benar berlaku dalam urusan cinta, sobat.
Pedihnya tanya yang tak terjawab, mampu menjatuhkanku yang dikira tegar. Zzz.

Tidak mengapa kita jarang bersua dan bertatap muka. Asalkan kita tidak pernah alpha saling bersapa di ruang maya sekedar menanyakan kabar berita dan bertukar cerita. 
(lah terus?) (gpp) 

Biar kuberitahu sebuah rahasia. Aku sebenarnya telah menjatuhkan hati. Tidak ingin pergi kemana-mana, dan tidak ingin berpindah lagi, darimu. Sebab dimatamu saja duniaku sudah terlihat dengan jelas. (gue kerasukan setan mellow gini darimana yak haha). 
Tetapi ya udahlah ya. Dalam hidup kan ada yang bertahan dan ada yang dibiarkan berlalu. Seperti rotasi bumi, berputar dan berputar.. kadang cepat kadang lambat, demikian waktu berlalu.. semua berlalu, pun rasa yang ada-tiada. 

Untungnya dari awal, aku berada pada keadaan mencintai yang tak keberatan jika harus kehilangan. Karena pada akhirnya, yang ditakdirkan akan tetap menemani, dan yang tidak ditakdirkan selalu menemukan alasan untuk pergi. (Gilak! sa ae gue)
Tidak ada yang aku sesali. Aku bersyukur pernah mengenalmu, sebagai siapapun itu, dalam hidupku. Terimakasih


Even a tree must “break” into seeds to “rise” a forest.
Hm mungkin kita juga begitu atau mungkin juga tidak.

Bagaimana ya kita bisa tahu bahwa kita suka ‘saat ini’ dan tidak ‘saat nanti’?
Kalau ada alatnya, aku ingin punya satu.




0 komentar:

Posting Komentar